Aesthethusiast: Padang Sidimpuan_Sumatera Utara 2014 Lalu

Minggu, 30 Oktober 2016

Padang Sidimpuan_Sumatera Utara 2014 Lalu


Saya hanya ingin berbagi cerita seputar mudik sekaligus liburan di kampung halaman almarhum ayah saya tepatnya di Padang Sidimpuan, Medan Sumatera Utara. Well saya dan keluarga pergi pada tahun 2014 lalu sebelumnya kami memang jarang mudik kesana dikarenakan biaya perjalanannya yang cukup menguras kantong ditambah semenjak kepergian seorang kepala keluarga maka kami semakin jarang untuk berkunjung.
Mungkin tahun 2005 adalah tahun terakhir kami mudik ke sana, yaa sekitar sepuluh tahun yang lalu dan tahun sebelumnya 2004 lah tepat ayah saya pergi untuk selama-lamanya tahun yang sama dengan tragedi Tsunami di Aceh. Lebih tepatnya lagi saat saya masih duduk dibangku kelas dua Sekolah Dasar. Hmmm sudah lama sekali bukan?!
Mungkin ada beberapa yang bertanya “mengapa baru nulis cerita mudik ini sekarang?”
Oke, karena mudiknya tahun 2014 dan saya juga belum punya blog bahkan tidak ada niatan untuk sharing pada waktu itu. dan tepat saya baru lulus dari Madrasah Aliyah Negeri Cikarang atau setara dengan SMA dan pada saat itu juga merupakan masa-masa saya menunggu hasil ujian mandiri Perguruan Tinggi Negeri di Bandung yang mana merupakan satu-satunya kesempatan terakhir saya untuk masuk ke Universitas Negeri.
Sedikit flashback, di tahun yang sama sebelum mudik ke Sumatera saya ikut serta dalam tour dari sekolah dimana ibu saya mengajar sekaligus adik saya sebagai siswa kelas tiga yang sekolah disana. Tournya ke Yogyakarta, dan saat  ingin kembali dari tour atau pulang ke Cikarang a.k.a Bekasi saya melihat pengumuman SNMPTN melalui online dan miris saya tidak lolos di dua Universitas Negeri yang saya inginkan yaitu di Universitas Negeri Jakarta dengan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Universitas Islam Negeri Jakarta dengan mengambil jurusan Bahasa Indonesia Sastra kalau gak salah sih UIN Jakarta memang ada jurusan itu atau terbalik? Ahh lupa pokoknya begitu deh ehehe
Dan kembali ke perjalanan saya ke Sumatera, saat itu kami memilih perjalanan lewat darat yang menyebrangi laut. Sebenarnya sudah dibelikan tiket pesawat untuk penerbangan domestik tapi karena saat itu ada kelalaian maka kami batal perjalanan udara akhirnya kami lewat darat menggunakan bus hihihi 

Dan saya senang banget banget banget... sudah lama juga saya tidak merasakan perjalanan ini huuuhu. Saya tidak banyak memotret disana karena terlalu asik memandang lautan yang sungguh luas seluas mata memandang. Hmm rasanya serem juga sih, mau lewat darat ataupun udara pasti ada deh rasa-rasa takut mah.
Perjalanan menyebrangi selat sunda menuju pelabuhan Baka Uni *bener gak sih (?) ya intinya itulah ehehe

Gambar diambil saat di tengah laut

Untuk dua foto diatas saya ambil dari salah satu Emergency Door gitu di kapal bagian bawah tepat dimana bus yang kami tumpangi berparkir. Karena saya mengeluarkan kaki dan memotretnya begitu saja sempat kena omel sama bapak-bapak disana tapi ya itulah saya agak bandel dikit ahaha.


Oh yeahhhh ini salah satu foto di bus.

Pagi segarrr!! karena hari terakhir perjalanan so harus rapih dan fresh biar ketemu sanak saudaranya juga gak malu-maluin ehehe.
Oh iya saya akan sedikit share perjalanan tiga hari dua malam tanpa gambar, jadi perjalanan kami saat itu tepat masih bulan ramadhan ya sekitar seminggu terakhir puasa lah karenanya bus yang saya tumpangi akan berhenti diwaktu shalat atau sahur ataupun buka puasa tapi itu kembali lagi tergantung drivernya, karena setiap driver itu berbeda-beda ada yang memberi kesempatan untuk shalat adapula yang tidak, bahkan perjalan saya saat itu juga pernah tidak diberi kesempatan untuk sahur.

Tempat makan disana?
Mahal!!! Asli super mahal banget, mungkin karena menjelang lebaran kali ya dan banyak orang yang mudik juga maka kemungkinan besar harga makan dan apapun yang berjualan dipinggir jalan pasti akan naik dua atau bahkan tiga kali lipat. Jadi mau semahal apapun orang yang mau makan pasti akan makan gak peduli biayanya yang penting perut diisi itu jauh lebih baik ketimbang uang.. jadi pedagang disanapun bakalan berani menaikan harga makan.

Yang saya suka saat makan disalah satu rumah makan Minang daerah Jambi,  kalau biasanya rumah makan Padang daerah saya pasti sistemnya kita memilih lauk pauk apa yang ingin kita makan dan baru kita duduk di meja pilihan. tapi disana beda, jadi kita tinggal duduk di meja manapun dan pelayan disana pasti akan memberikan banyak menu yang dibawa dalam wadah kecil dan ditaruh di atas meja, yaaa meja super penuh sama menu makanan jadi kita bebas mau pilih atau makan yang mana dan yang kita makan itulah yang kita bayar.  Sisanya yang gak kita makan dianggap tidak termasuk dalam pembayaran. Simple deh tapi kasihan juga pihak rumah makannya, kenapa? Kotor-kotorin piring ahaha tapi pokoknya simple buat pengunjungnya^^ terimakasih atas pelayanannya ehehe

Next!
Untuk fasilitas umum seperti toilet tetap bayar, biasanya dua ribuan lah itu masih normal untuk ukuran mandi dan segala macamnya ahaha dari pada hanya sekedar buang air kecil terus kita hanya memerlukan air beberapa gayung dan kita bayar dua ribu? Tapiii gak mungkin juga kan bayar toilet seribu ahaha yaudahlah ya
Saya sendiri termasuk jarang mandi -_- saya mandi hanya dua kali selama perjalanan dan terakhir ketika hari ketiga di bus baru mandi lagi ahaha
Kenapa? Terkadang kalau tidak beruntung driver akan berhenti di tempat-tempat tak terduga, kadang di rest area dengan toilet yang nyaman dan kadang tidak nyaman. Ya suka dukanya gitu deh ehehe
Sesampainya di rumah Opung alias nenek dari almarhum ayah saya yang mana Opung adalah nenek satu-satunya yang saya miliki sampai detik ini, *jadi kangen Opung huhu. Pokoknya sampai disana kami disambut baik *lah iyalah ya
Di rumah itu Opung gak tinggal sendirian, Opung tinggal bersama anak bontotnya yang biasa saya panggil Uda Ali seorang guru agama di Sekolah dan guru ngaji di rumah eaaa dengan istrinya yaitu Nang Uda yang juga seorang guru Matematika dan kedua anaknya yang masih kecil-kecil ada Miftah dan Lydia. 10 tahun gak ke Medan maka saya baru bertemu dengan orang-orang baru yang bahkan sudah cukup lama menjadi bagian dari keluarga. Bahkan di Usianya Miftah yang saat  itu sekitar 5-6 tahun pun saya baru bertemu untuk yang pertama kalinya dengan mereka hmmm cukup miris bukan?

Hari itu saya tidak mendapati Opung saya disana, Uda Ali bilang Opung lagi mandi di sungai, what? Sendirian? Iyaaa lohh...
Tak harus menunggu lama, Opung pun datang dengan membawa ember hitam dan hanya memakai kain yang menutupi tubuh tuanya itu. Bukan 10 tahun saya tidak bertemu tapi sekitar 8/9 tahun karena waktu adik saya khitanan Opung datang ke rumah. Usianya semakin menua tubuhnya pun semakin membungkuk, wajahnya semakin dipenuhi keriput karena dimakan usia. Huuu saya pun menangis dan beranjak dari kursi dan memeluknya sebagai salam pertemuan begitu juga diikuti adik saya kemudian meminta Opung untuk duduk juga dan mengobrol, Nang Uda membawakan baju bersih untuk Opung saya pun ikut membantunya memakaikan bajunya... huhuhu jadi sedihhhhh...
Tak lama kemudian bangun lah kedua makhluk kecil si Miftah dan Lydia dari tidur siangnya...
Mereka belum kenal saya, jelaslahhh kita baru ketemu awalnya mereka masih malu-malu tapi tidak harus menunggu 2 jam kita jadi akrab deh ahaha
Main-main, foto-foto, becanda, dan ketawa-ketawa ya itulah yang kita lakukan^^
Aduh sebenarnya banyak foto-foto yang hilang, udah dicari tapi entah lupa folder penyimpanannya atau memang sudah ke hapus.. huhu

Keesokanharinya...
Hari pertama di rumah Opung


Foto ini diambil tanpa sepengetahuan saya yang biasanya bawa-bawa kamera digital. Mereka selfie tanpa izin -_-
yap yang depan itu lah adik saya si Faisyal atau dipanggil Faisal/ Sarumpaet/ Paet atau Isal aja cukup lagi foto pagi dengan si Miftah anak pertamanya Uda Ali atau abangnya si Lydia ahaha.

Oiya disini rumahnya masih banyak yang masih panggung gitu, rumah panngung lah istilahnya. Tapi rumah Opung sudah tidak panggung lagi cukup lah untuk suasana pedesaan yang jarang banget saya temui. Foto diatas saya rasa seperti suasana rumah desa di Thailand gitu huahaha *korbanfilm



Ini foto hari ke dua di Sidimpuan, jalanannya lengang banget kan?
Kebetulan saat itu saya diajak jalan-jalan atau main ke sekolah dimana Uda Ali mengajar di Yayasan Penyantun Yatim gitu.



Beginilah pemandangan perjalanan menuju Yayasannya...


Sudah sampai...
Ada anak-anak yang lagi pada bakar sampah nih ehehe rajinnya^^





Itulah beberapa foto yang sempat saya ambil, sebelumnya memang karena pada saat itu saya belum memiliki blog jadi tidak ada niat buat sharing tulisan artikel blog pribadi maka dari itu baru bisa di tulis sekarang.

inilah foto Miftah dan Lydia, baru pada selesai mandi. foto dimbil setelah main ke daerah mana gitu ya main ke rumah menantunya uwa *lupadaerahnya dan mereka ikut tanpa orangtua ya well seharian saya menjadi tanggung jawab buat mereka sampai mandiin mereka berdua sekaligus. dan mainan yang mereka pegan itupun saya belikan berkat mereka yang berhasil ngambek dan merayu saya untuk membelikannya ahaha




wajah super bulat saya tahun 2014 -_-
foto ini diambil saat main ke rumah Nang Uda, rumah mamahnya Miftah dan Lydia... dan di sana saya diajak main ke kebun di halaman belakang rumahnya. yappp kebun salak euuyyy ahaha


oiya, salah satu kendaraan yang unik di sana adalah ini.
disana biasa disebut semacam becak gitu yaitu motor dengan box uniknya (?) ahaha
kalau di Medan orang akan menyebut motor adalah kereta. jadi kalau ada yang teriak "awas ada kereta!"  jangan heran karena gak ada relnya ahaha














oke sampai disini dulu sharingnya ehehe^^
terimakasih sudah membaca~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar